Jiwa yang lelah
Mungkin waktunya kau terdiam
Menghembuskan napasmu perlahan
Menikmati pijatan dikala malam
Ada waktunya kau kembali
Mengejar mimpi pagi yang tak akan pernah pergi
Hujan itu memburu deru Beradu dengan mesin bersuara merdu nan bisu Saling menyahut untuk membunuh waktu Sadar akan belenggu Tampak tinggi bertopi menuntun Dalam derasnya pilu yang membeku Bimbang akan mengadu atau membatu Sehingga mata hanya bisa tergugu Menghujam nurani yang meleguh Hingga menepi dan terduduk Ibukota masih menjadi gagu #nimspoemstory
Satu dua napas menderu Berburu bersama waktu Dua empat langkah kaki seakan berlari Mengejar dentang jarum yang tak kunjung berhenti Debu dan pilu menguap bersama rindu Mengalahkan ilusi untuk bergelung bersamamu Simpul otak kusut Tubuh lelah bermandikan peluh Teriak suara manusia membahana Putih rapuh melayang di udara bersama raut wajah takutnya Kedua tangan itu bertaut bersama rasa indah yang membuncah Dawai napas yang bahagia bersama dengan semangkuk soto dan nasi hangat Lalu kembali lagi Bercengkrama dalam kotak sempit Itu lagi, itu lagi Batin seakan terguncang Namun asa, belum lagi duduk diam Masih ada sepuluh jari yang harus mengayun Hingga dentang itu berbunyi kembali Bersama senja Menutup lembar biru Membuka kelabu Kembali napas itu menderu Bersahut, mengharu biru Langkah itu tergesa lagi, Bukan untuk kembali membuka kehadiran Namun untuk membuktikan kepulangan Ada penantian Ada harapan Ada seutas senyum yang menawan D...
New blog, new content! Kali ini aku mengusung konten yang berbeda namun sebelumnya pernah ada di blogku (yang sudah di banned sama negara). Ini tentang opini yang kuberi hashtag baru yaitu #opinimas Bahasan menarik yang diusung yaitu hal krusial yang selalu jadi beban masalah di Jakarta dan tidak akan pernah ada habisnya. Apa itu? Ya, sesuai judulnya kita akan bahas tentang kenapa sih kendaraan pribadi di Jakarta itu banyak dan semakin bertambah? (Pic source: Tempo.co) Coba untuk kamu penghuni Jakarta, gimana rasanya setiap pagi dan sore menghadapi macet? Tiap persimpangan, pertigaan, belokan, bahkan jalan bebas hambatan tak lagi menjadi bebas karena berjubelnya kendaraan. Apa rasanya harus bangun subuh untuk berangkat dan sampai rumah setelah isya? Waw nikmat! Saya termasuk pengguna transportasi umum di Jakarta terutama busway dan KRL. Lokasi saya tinggal lumayan jauh jika harus bepergian ke tempat-tempat penting. Busway sangat menjadi andalan saya, ditambah KRL jikalau...
Comments
Post a Comment